Banner Top

(Tangerang Selatan – haltebus.com) Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Kamis, (2/8/18). Dalam kesempatan berkeliling arena pameran, Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi itu terlihat bersemangat melihat booth Laksana. “Mana bus yang sudah diekspor? Saya mau lihat,” katanya di depan bus SR-2 Double-Decker yang bari diperkenalkan.

Mampirnya Jokowi tidak diagendakan dalam jadwal berkeliling arena pameran. Presiden yang terbiasa dengan gayanya yang santai ini, secara spontan langsung berkeliling melihat dua unit bus yang dipamerkan di booth Laksana. Bus pertama yang dilihatnya adalah bus Double-Decker. Setelah itu satu unit bus pesanan perusahaan bus dari Republik Kep. Fiji, Pehicle ditengoknya.

Presiden Jokowi memang saat ini ingin menggenjot ekspor ke luar negeri untuk menaikkan cadangan devisa dan daya saing rupiah. Dalam rapat terbatas khusus Selasa lalu, dia menegaskan ingin menekan volume impor agar dolar bisa masuk sebanyak-banyaknya ke Indonesia. (Tempo.co, Selasa (31/7/18)).



Ajang pameran GIIAS 2018 yang melibatkan industri bus kali ini dibandingkan tahun sebelumnya. Ada tiga karoseri bus yang ikut berpameran dengan tiga produk model baru yang menjadi andalan mereka. Tak kalah ketinggalan, satu pabrikan juga memperkenalkan produk. Kunjungan Presiden melihat dari dekat karoseri bus diakui beberapa pimpinan karoseri yang ikut berpameran, baru pertama kali terjadi.

Dalam ajang GIIAS ini ada empat titik tidak boleh dilewatkan oleh kalangan pelaku usaha transportasi bus. Di booth pabrikan, PT. Hino Motors Sales Indonesia memamerkan dua bus andalan. Satu bus Hino RN 285 AT yang terbungkus Bodi Avante Karoseri Tentrem dan bergambar kuda dari PO. Harapan Jaya. Sementara satu unit lainnya khusus didatangkan dari Jepang, yakni bus listrik Hino Poncho EV.

Pusat perhatian lain yang tak kalah menariknya ada di booth Karoseri Adiputro. Ada bus satu lantai dengan gaya yang berbeda. Sekilas terlihat seperti bus tingkat, tetapi hanya ada satu dek lantai. Model ini menjadi salah satu inovasi karoseri yang berbasis di Malang itu untuk kebutuhan pelanggannya. “Bus Adiputro bagus, salut dengan idenya membuat bus berlantai tinggi yang belum pernah ada di Indonesia,” kata Ketua Asosiasi Karoseri Indonesia (ASKARINDO), Sommy Lumadjeng di arena GIIAS.

Satu lagi titik yang juga tak boleh dilewatkan adalah debutan baru di GIIAS, yakni Karoseri Tentrem. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sejak perkembangannya kea rah karoseri modern, akhirnya obsesi Yohan Wahyudi, salah satu pimpinan di karoseri itu bisa terwujud. “Ini tahun pertama kami ikutan pameran Gaikindo,” katanya.

Tentrem menampilkan bus Venom dengan aksen terbarunya. Bus medium ini menjadi salah satu andalan untuk salah karoseri yang tergolong mengikuti perkembangan tren model bus di Indonesia itu. Bus Mercedes-Benz OC 500 RF-2542 milik PO. Bintang Utara Putra juga menjadi daya tarik lain di booth Karoseri Tentrem.


Peluang bisnis transportasi bus masih terbuka lebar. Sebagai sedikit ilustrasi, di Jabodetabek, menurut data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dalam sehari ada 48 juta pergerakan. Kehadiran Light Rail Transit (LRT) hanya bisa menampung 5 juta pergerakan orang. Menurut kepala BPTJ Bambang Prihantono, angkutan bus bisa menjadi andalan untuk menampung pergerakan ini. “Seharusnya pengusaha bus bisa melihat peluang ini. Harus segara diantisipasi perkembangan bisnis tansportasi yang dinamis,” katanya pecan lalu di Jakarta. (naskah : mai/foto : mai)

Banner Content