Banner Top

(Bandung – haltebus.com) Kamis (16/2/12) cuaca di kota Bandung dan sekitarnya tak menentu. Mulai panas terik hingga hujan deras,terasa melengkapi perjalanan 11 unit bus yang berjalan beriringan dari Jl. Soekarno-Hatta garasi PO Suryaputra Adipradana – Bumi Parahyangan hingga Stasiun DAMRI Bandung di Gedebage. “Awalnya kami berkumpul bersama pengusaha bus pariwisata di Bandung hanya sekedar bersilaturahmi, karena sorotan terhadap kecelakaan bus sangat tajam, kami pun mengambil sikap,” kata koordinator acara Deklarasi Aksi Keselamatan di Jalan Raya, Andreas Kurniawan kepada haltebus.com.

Acara kumpul bus dirancang sejak lebih dari sepekan lalu, saat sebuah stasiun televisi lokal Bandung ingin menampilkan Bandung Biser Community dalam acara bertajuk komunitas. Shooting tayangan itu pun berubah dengan cepat dalam hitungan dari dan jam. Perkaranya: banyak kecelakaan yang melibatkan bus.

Andreas sebagai koordinator kegiatan risau dengan berbagai pemberitaan di media massa. Sampai akhirnya sebuan stasiun televisi menyamakan bus dengan keranda mayat. “Memang ada bus yang mungkin perawatannya minim dan mengkhawatirkan, tetapi janganlh disamaratakan seluruh bus seperti keranda mayat,” ujarnya sambil menunjuk ke deretan bus peserta konvoi hari itu.

Singkat kata, lanjut dia, setelah berdiskusi dengan beberapa rekannya di Bandung Biser Community, akhirnya mereka tergerak untuk membuat gebrakan. Keputusan yang cukup berani diambil Rabu pagi. “Diputuskan untuk mendeklarasi bahwa kami insan bus Indonesia juga peduli,” kata Andreas bersemangat.

Saat iring-iringan stiker berukuran 50cm x 50cm ditempel di kaca belakang, kaca samping belakang kiri dan kanan seluruh bus peserta konvoi. Tak lupa pula ada sebuah spanduk ditempel di bus terdepan. Bayangkan 11 unit bus meliuk-liuk di sepanjang perjalanan kantor PO Suryaputra Adipradana hingga Gedebage. Dengan kawalan Patroli Polisi iringan sepanjang lebih dari 132 meter itu menarik perhatian sepanjang jalan arteri, khususnya dari Buah Batu – Gedebage. Maklum kok ada iring-iringan bus banyak tetapi penumpangnya tak ada yang penuh.

Di Stasiun DAMRI Bandung, semua dipersiapkan. Deklarasi pun dipimpin Kepala Stasiun DAMRI Bandung, Sadiyo.  Bunyinya seperti ini :

Kami insan bus Indonesia menyatakan:

Bahwa keselamatan menjadi prioritas utama

Bahwa mulai saat ini masalah keselamatan harus diawali dari kami

Bahwa mulai saat ini akan secara aktif mengajak masyarakat untuk peduli keselamatan


Meski tak lebih dari 100-an orang, namun pembacaan deklarasi begitu hikmat. Kata per kata diikuti dengan mantab. Di penghujung pembacaannya, 11 unit bus yang ikut konvoi sejak awal acara membynikan klaksonnya. “Saya berterima kasih bahwa ada teman-teman pengusaha, penggemar bua yang mau bersama-sama menunjukkan kepedulian, di tengah sorotan yang seperti sekarang ini terhadap bus,” ujar Sadiyo.

Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, aksi ini sifatnya spontan. Pembuatan stiker yang berlogo "Saatnya Bertindak" juga hnya dalam hitungan tak lebih dari 48 jam. “Kami menggandeng beberapa vendor sparepart bus, ternyata mereka antusias menyumbang stiker, dalam dua hari terkumpul dua ribu lembar,” katanya.

Pria yang akrab disapa Sani ini menegaskan, masih ada pengusaha bus yang peduli dengan kondisi transportasi bus di Indonesia. Dia juga tak menutup mata, jika masih ada pengusaha yang hanya mencari keuntungan semata dengan mengabaikan fakor keamanan dan kenyamanan penumpang. Dengan adanya gerakan moral ini, dia berharap seluruh pengusaha bus bisa tergerak untuk lebih peduli lagi.

Sementara, salah seorang pengemudi bus peserta konvoi, Amung Mulyadi mengaku bangga insan bus di Indonesia bisa bersatu mendeklarasikan keselamatan di jalan. Dia pun tak menampik jika ada pengemudi yang kerap mengabaikan keselamatan penumpang. “Saya berjanji, sebagai pelaku yang sehari-hari berada di jalan raya, akan mentaati perjanjian itu dan akan saya laksanakan demi keamanan dan kelancaran berkendara di jalan,” ujarnya mantab.

Deklarasi ini juga diikuti dengan penempelan stiker "Saatnya Bertindak" di terminal Cicaheum dan terminal Leuwipanjang. Sambutan hangat pun diperlihatkan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Prijo Subiandono. "Saya terharu masih ada pengusaha yang peduli, masih ada masyarakat yang peduli," katanya.

Kepedulian mereka yang berkumpul di Bandung, hanya untuk satu tujuan memperlihatkan pada masyarakat luas bahwa menaiki bus itu sangat menyenangkan. Hanya ada satu tujuan roda bus berputar, mengantarkan penumpangnya selamat ke tujuan, bukan yang lain. (naskah : mai/foto : mai/dok BBC)

Banner Content