Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendatangkan bus gandeng Scania segera menjadi kenyataan. Kantor pusat Scania di Swedia mengumumkan pemesanan 20 unit bus gandeng Scania bermesin gas pertama yang berstandar emisi gas buang Euro 6. “Scania memberikan bus gandeng pertama berbahan bakar gas Euro 6 ke Indonesia. Sebanyak 20 unit milik PT. Transjakarta yang baru didirikan, akan dikirimkan untuk beroperasi dalam sistem Bus Rapid Transport (BRT) Transjakarta,” demikian siaran pers yang dirilis scania.com, Selasa (15/7/14).

Awal Mei lalu, PT. United Tractors telah memperkenalkan kepada Pemprov DKI Jakarta dan masyarakat bus gandeng bermesin gas dengan standar emisi Euro 6. Bus dengan panjang 18 meter bus berkapasitas 140 penumpang, dengan 44 tempat duduk. Unit pertama yang dibangun itu menjadi bus demo. Menurut Scania, bus demo ini telah dinilai dan di tes oleh PT. Transjakarta.

Scania menjelaskan, meski Peraturan Daerah Pemrov DKI Jakarta hanya mematok standar emisi Euro 2 sebagai angkutan kota, mereka tetap berkomitmen menghadirkan bus berstandar Euro 6. Mereka menyebutnya dengan sebuah lompatan besar dalam teknologi yang lebih bersih.

"Scania memimpin dalam teknologi gas dan kami senang menyediakan kualitas bus yang lebih tinggi yang memberikan kenyamanan pada penumpang yang lebih baik sementara secara drastis mengurangi tingkat emisi," kata Kepala Kantor Perwakilan Scania di Indonesia, Mikael Benje.

Bus yang dipesan PT. United Tractors akan dibangun di Karoseri Laksana dengan tiga pintu ganda, tiga di setiap sisinya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengiriman chassis dari Scania di Swedia ke Jakarta, akan dilakukan pada musim gugur atau kuartal ketiga tahun ini.

Meski Scania menyebut bahwa ke-20 unit bus itu dipesan PT. Transjakarta, Investor Relation PT. United Tractors, Ari Setiyawan mengungkapkan, pengiriman chassis ini terkait proses yang disiapkan pihaknya dalam komitmen menyediakan bus gandeng untuk Transjakarta. Menurut dia, pihaknya masih mengikuti prosedur pengadaan lewat e-catalouge seperti yang diminta Pemrov DKI Jakarta. "Chassis itu untuk PT. United Tractors bukan PT. Transjakarta. Kami mendatangkan chassis sebagai bagian dari kesiapan kami untuk Transjakarta yang saat ini masih dalam proses e-catalouge," kata dia.

Ari juga mengakui bahwa selama proses pengadaan ini mereka membuka pintu terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengoperasian Transjakarta. Sejak diperkenalkan awal Mei lalu, sejumlah pihak sudah melihat dari dekat kesiapan unit melalui demonstrasi kemampuan bus yang juga diikuti Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Sumber haltebus.com menyebutkan salah satu operator Transjakarta juga telah mengunjungi workshop Scania di PT. United Tractors di Cakung sebagai bagian dari penjajakan.

Saat perkenalan bus gandeng, Mei lalu, seperti dikutip dari jawapos.com, Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Mirza Aryadi menyatakan, pembelian bus Scania dilakukan melalui e-catalouge Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Seluruh spesifikasi bus akan dilabeli harga oleh LKPP DKI Jakarta, ini juga berlaku bagi merek lain yang ingin menawarkan kendaraannya ke Pemprov DKI Jakarta. “Seluruh karoseri nanti dipajang di e-catalouge. Kita tinggal memilih yang sesuai standar yang kita mau dan kita serahkan ke ULP untuk pengadaan busnya,” katanya.


 
Dia mengatakan, tahun ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengalokasikan anggaran Rp 3,2 triliun untuk pembelian 2.250 unit bus baru. Jumlah itu terbagi dalam dua kategori, yakni, bus gandeng dan bus sedang. Rinciannya, 450 bus gandeng dan 1.800 bus sedang.

Transjakarta, pertama kali dibangun pada tahun 2004 hingga kini telah melayani 12 koridor dengan panjang jalur hampir 200 kilometer dan lebih dari 200 pemberhentian. Dua koridor tambahan akan dioperasikan tahun depan. Tidak kurang dari 500 unit bus Transjakarta saat ini melayani sedikitnya 350.000 penumpang setiap hari. (naskah mai/foto : mai/scania.com)

Banner Content