Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) Banyak kota-kota besar di Indonesia kini mulai tergerak untuk menata angkutan kota. Begitu pun dengan pemerintah pusat yang mengadakan seribu unit bus di tahun 2015 ini. Momen itu dimanfaatkan Karoseri Rahayu Santosa dengan memperkenalkan konsep baru bus kota mereka, dengan meluncurnya bus terbaru Cityliner. “Kami menawarkan konsep bus kota yang mudah dirawat, simple dan tahan lama,” kata Direktur Teknik Karoseri Rahayu Santosa, Soeyono kepada haltebus.com Sabtu (12/12/15).

Soeyono menjelaskan, pihaknya mulai memisahkan produk-produk keluaran Karoseri Rahayu Santosa berdasarkan fungsi dan kebutuhan pelanggannya. Ada model Skyliner, Jetliner dan Ecoline yang mengisi kebutuhan bus-bus antar kota jarak pendek, jarak sedang dan jarak jauh. Skyliner dan Jetliner ditempatkan menjadi bus premium. Jetliner mengisi segmen bus high-decker/lantai tinggi dan juga diproyeksikan untuk pengembangan bus tingkat di masa mendatang. Sementara, Ecoline ditujukan untuk bus dengan perawatan rendah dan ekonomis, cenderung ke segmen bus non ekonomi.

Nah, kini Cityliner hadir untuk memupus anggapan bahwa semua produk Karoseri Rahayu Santosa identik dengan bus kota. Tidak adanya pemisahan kategorisasi produk di masa lalu, menurut Soeyono, membuat pelanggan bebas memilih bus-bus yang mereka produksi. Sejak tiga tahun terakhir, kata dia, segmentasi produk dan pasar yang disasar mulai terlihat.

Dimana titik keunggulan perawatan yang ditawarkan? Soeyono menjelaskan, kesederhanaan Cityliner yang tampak pada tampilannya luarnya mengandung arti sebenarnya. Dipilihmya lampu-lampu kecil di bagian depan dan belakang, kata dia, nantinya akan mempermudah agar pemilik armada. “Mudah dirawatnya, kalau ada lampu yang mati, cukup mengganti satu titik lampu. Tidak perlu mengganti seluruhnya seperti pada kesatuan lampu dalam cover yang ada pada kebanyakan lampu bus,” ujarnya.

Cityliner ini, menurut Soeyono, juga memiliki standar baku yang jelas. baik eksetrior maupun interiornya. Di sisi kabin penumpang, konfigurasi kursi mengikuti prinsip bus kota seperti yang ditetapkan Transjakarta, yakni kursi penumpang menempel pada dinding di sisi kiri-kanan saling berhadapan dan bagian tengah yang lapang untuk ruang penumpang berdiri. Susunan penempatan kursi juga didesain agar pembersihan lantai bus juga lebih mudah.

Konsep memudahkan perawatan yang dimaksud Soeyono juga meliputi perawatan jaringan kabel di dalam bus. Menurut dia, ada pemisahan yang jelas untuk jalur kabel yang digunakan. “Kabel untuk lampu-lampu, audio, AC dan pintu semuanya dibedakan dengan jelas. Khusus untuk pintu kami tempatkan instrumen yang membutuhkan perawatan di bagian atas pintu pneumatic yang menjadi standar Cityliner,” ujarnya.

Cityliner didesain untuk bisa mengangkut 85 penumpang. Selain untuk bus kota berlantai tinggi seperti yang kebanyakan kita temui pada bus-bus Transjakarta, lanjut Soeyono, Cityliner juga bisa diaplikasikan untuk bus kota berlantai rendah. Dalam kesempatan itu, pria kelahiran Malang ini tak menampik bahwa kehadiran Cityliner juga untuk memenuhi kebutuhan bus Transjakarta dan Kementerian Perhubungan yang mencapai lebih dari tiga ribu unit.

Nama Cityliner memang mirip dengan model Cityline yang diproduksi Karoseri Laksana. Bahkan konsepnya juga sama-sama ditujukan untuk bus kota. Namun secara tampilan keduanya terlihat berbeda. Dari sisi ini, tampak keseriusan dua karoseri untuk menggarap segmen bus kota. Kompetisi di antara karoseri untuk menampilkan produk yang terbaiknya menjadi keuntungan bagi masyarakat yang sehari-hari menggunakan bus sebagai transportasi. Semakin karoseri berlomba-lomba memperbaiki produknya, bus-bus yang mereka naiki akan semakin nyaman. “Tidak apalah, selama bersaing secara sehat biarlah masyarakat yang menilai dan mengambil manfaatnya,” ujar Direktur Utama Karoseri Rahayu Santosa, Andy S. Budiman.(naskah : mai/ foto : mai)

Banner Content