Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) Kompetisi dan informasi yang cepat menyebar belakangan bisa menjadi potensi baru dalam dunia usaha. Kompetisi yang sehat yang diikuti penyebaran informasi yang efektif, menjadi senjata yang efektif di era internet yang berkembang pesat. Kolaborasi menjadi jawaban bagi Regency, pabrikan pembuat pelapis kursi dan interior otomotif untuk memasuki pasar transportasi bus di Indonesia.
“Kami ajak teman-teman untuk bergabung. Kita promosi bersama, mereka juga bagian dari yang memperkenalkan produk kami. Kami menyediakan tempat di sini untuk maju bersama,” demikian yang diungkapkan Business Director PT. Sinar Continental, Andrew Wibowo, di sela-sela pameran Gaikindo Indonesia International Commercial Expo Indonesia (GIICOMVEC), Sabtu (7/3/20).

Tahun 2019 lalu, PT. Sinar Continental, pemilik merek Regency, membuka booth di Busworld South East Asia mengusung konsep kolaborasi bersama mitra perusahaan pembuat kursi. Sukses menjalankan kolaborasinya, pada GIICOMVEC 2020, strategi itu diulang kembali. Kebetulan di kedua pameran itu, Regency baru pertama kali menjadi peserta dan cukup mendapat perhatian pengunjung yang ingin mengetahui tentang kursi dan komponennya.

Di bawah bendera PT. Sinar, Regency sejatinya hanya menawarkan kain pelapis kursi maupun interior. Dengan kehadiran pembuat kursi, ruang pamer mereka lebih berwarna. Mitra usaha juga terbantu memamerkan produknya bersama-sama. “Kami berkomitmen ikut mendukung usaha perusahaan pembuat jok. Kita berkembang bersama-sama lah. Kami ini kan baru, sementara mereka sudah memiliki pengalaman lebih baik di transportasi bus,” kata Andrew diplomatis.

Bagi PT. Rimba Kencana, kolaborasi seperti ini sangat menguntungkan kedua belah pihak. Direktur PT. Rimba Kencana, Permadi kepada haltebus.com beberapa kali mengungkapkan, pihaknya membuka peluang bekerja sama dengan semua pihak untuk kemajuan bersama. “Kalau saya sih senang aja diajak bekerja sama, apalgi untuk kemajuan bersama. Kolaborasi ini bisa jadi kekuatan tersendiri,” katanya.

Permadi tidak sekedar retorika. Ada kesepahaman antara pihaknya dan Regency dalam membangun komitmen. Setelah Regency membuka booth di Busworld South East Asia di bulan Maret 2019, giliran Rimba Kencana berkolaborasi dengan Karoseri Tentrem memamerkan kursinya di Gaikindo Indonesia International Auto Show di bulan Agustus. Yang ditampilkan di kedua pameran itu sama, yakni kursi. Namun pelapis kursi, menjadi salah satu daya tarik tersendiri, jika dipadukan dengan warna yang menarik perhatian.









Strategi Permadi di ajang GIIAS dengan penempatan kursi bus bersama di Karoseri Tentrem cukup membuahkan hasil. Pengunjung banyak yang memanfaatkan jejeran kursi yang dipajang untuk duduk. “Minimal mereka duduk dulu, lalu merasakan. Kalau pengusaha bus kan sudah sering dan sudah hafal produk kami, kalau masyarakat umum, silahkan menikmati,” ujar dia saat itu.
Pria kelahiran Malang ini, memperbaiki strategi Regency yang memajang secara terbuka jejeran kursi dari para mitra. Permadi mengaku, dia sengaja meminta lokasi strategis pada Karoseri Tentrem sehingga pengunjung yang duduk bisa tetap menikmati bus sambil duduk santai melepas penat sejenak. Persis seperti ungkapan posisi menentukan prestasi.









Strategi mitra ini juga diterapkan Regency pada GIICOMVEC 2020. Posisi ruang pamer yang mereka pilih tepat di depan Karoseri Adiputro. Sambil menikmati kursi, pengunjung bisa melihat bus yang dipamerkan. Untuk Regency, daya tarik ini menjadi peluang memperkenalkan produk mereka kepada para pengunjung pameran, khususnya yang berkaitan langsung dengan transportasi bus.

Sebagai pemain di pelapis kursi dan interior, Regency cukup memiliki semangat yang tinggi menembus pasar. Tahun 2018, haltebus.com sempat terkejut saat perusahaan asal Bandung ini membuka stand di Busworld India di Bangalore, India. Salah satu target mereka, bisa memuka pasar di luar negeri untuk produk kain pelapis kursi dan interior untuk kebutuhan otomotif.









Di dalam negeri mereka sudah memasok beberapa pabrikan otomotif, untuk kendaraan penumpang. Sementara untuk kendaraan niaga dengan daya angkut di atas sembilan penumpang, seperti bus, baru satu-dua tahun ini mulai dijajaki. “Kami membuka peluang sebesar-besarnya, untuk memaksimalkan produksi. Kami ingin memperkenalkan produk Indonesia di luar negeri,” kata Operation Director PT. Sinar Continental, Teddy Kurniawan, saat itu di Bangalore. (naskah : mai/ foto : mai/dok.haltebus.com)

Banner Content