“(Tahun) 2019 pra-ujicoba untuk kemudian kita masuk kepada perijinan. Jadi kami memastikan segala sesuatunya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jadi kami coba dengan belasan ribu Km di dalam area tertutup, belasan ribu orang menikmatinya. Berdasarkan itu kami mengambil kesimpulan, oke bus listri kini kita operasikan di jalur komersial,” kata Direktur Utama PT. Transjakarta, Sardjono Tjitrokusumo, di sela-sela pelepasan perdana pengoperasian bus listrik di kantor, PT. Tansjakarta.
Bus listrik BYD ini diperkenalkan pertama kali di Bali, saat Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan IMF dan World Bank tahun 2018. Setelah bertugas mengantarkan delegasi di seputar lokasi pertemuan, bus diperkenalkan ke PT. Transjakarta. Bersama bus milik PT. Mobil Anak Bangsa, PT. Transjakarta menampilkan kedua bus BYD K9 bertenaga 324 kWh dan BYD C6 bertenaga 135 kWh ini di Pameran Busworld South East Asia.



Ery menjelaskan, selama pra-ujicoba, PT. Transjakarta mencatat dan mengidentifikasi titik kritis yang menjadi perhatian saat tahap ujicoba. Selama tahap pra-ujicoba juga dipastikan, bus layak dilanjutkan untuk tahapan ujicoba. Begitu memasuki tahapan ujicoba, lanjut Ery, bus dilihat sejauh mana bisa beroperasi. Mereka menargetkan bus bisa beroperasi sesuai standar operasional bus Transjakarta.



Dalam catatan haltebus.com, setidaknya dua kali kesepakatan kerjasama dilakukan. Yakni saat pra-ujicoba, kerjasama ditandatangani di pameran Busworld South East Asia dan ujicoba di jalur reguler, sesaat sebelum bus dioperasikan.

