(Jakarta – haltebus.com) Tak banyak yang paham bus Transjakarta dilengkapi fitur keselamatan yang lengkap. Terkadang, pengemudi juga tidak sepenuhnya paham dengan fitur ini. “Jangan sekali-kali membuka pintu bus, jika pintu terbuka bus tidak akan bisa jalan, ” kata Field Support & BBA Manager PT. Citrakarya Pranata, Sujito Suradi kepada haltebus.com, Rabu (9/6/21) .
Menurut Sujito, ada standar spesifikasi dari PT. Transjakarta yang harus dipenuhi untuk penyedia bus agar menyiapkan fitur keselamatan dan darurat. Bus tidak bisa berjalan saat pintu terbuka. Dengan tujuan keselamatan saat menaikkan dan menurunkan penumpang bus tidak bergerak, juga sebagai antisipasi, saat dalam keadaan darurat, evakuasi penumpang bisa lebih aman.
Di sisi lain, fitur ini juga berhubungan dengan pemutusan sistem di pedal gas. Fitur memungkinkan pedal gas tidak berfungsi walaupun keadaan gigi transmisi berada di posisi D (maju) atau R (mundur). Sistem darurat ini juga untuk mendidik pengemudi untuk memastikan penumpang naik-turun bus dengan selamat.
Bagaimana fitur ini bekerja? Sujito menjelaskan, fitur ini sesungguhnya menggabungkan kemampuan karoseri dan chassis. Menurut Sujito, di satu sisi ada peran karoseri dalam merancang bus dan di sisi lain kemampuan chassis juga sangat mendukung. Mercedes-Benz, lanjut dia, sudah dilengkapi dengan sistem elektronik yang memungkinkan pengaturan elektrifikasi chassis dan bodi bus. Terutama, yang terkait dengan kinerja mesin, seperti mengatur kerja mesin dihubungkan dengan sistem kedaruratan.
Pria yang pernah menduduki posisi Body Builder Advisor Manager di PT. Daimler Commercial Vehicles Indonesia, menyebutkan ada beberapa panel sirkuit yang saling terhubung untuk memastikan perintah bus tidak bisa dijalankan saat pintu terbuka. Sistem pembuka-penutup pintu yang dikendalikan lewat panel yang disusun oleh karoseri. Menurut Sujito, pada chassis bus Mercedes-Benz telah disediakan konektor yang menghubungkan Common Powertrain Control (CPC) Unit ke sistem kelistrikan karoseri yang mengontrol Automatic Door Control Unit.
Mengapa hal ini diperlukan? Karena semua unit Mercedes-Benz maupun bus Transjakarta lainnya sudah dilengkapi transmisi otomatis. Dia mengungkapkan, diperlukan langah memastikan bus tidak bergerak. Ketika pintu terbuka, rem mengunci dan posisi bus tidak bisa bergerak meskipun pedal gas diinjak.
Ada dua metode yang ditempuh untuk memastikan sistem keselamatan dan kedaruratan bekerja saat pintu terbuka. Pertama, saat tombol semua pintu terbuka ditekan dan bekerja, bus tidak akan bergerak tetapi mesin bus masih tetap dalam posisi menyala. Kedua, dalam keadaan darurat didalam bus untuk evakuasi penumpang tombol panik (Panic Button) ditarik maka akan membuka semua pintu menyalakan alarm, menyalakan hazard, menyalakan sebagian lampu penerangan dalam bus; mematikan mesin, mematikan AC dan mematikan perangkat telematics karena sebagian besar arus listrik diputus.
“Sistem keselamatan kedaruratan ini sudah bisa diterapkan untuk semua jenis bus Mercedes-Benz. Basisnya, bus kami dilengkapi Common Powertrain Control atau CPC Control Unit yang memungkinkan sistem itu berkerja,” kata Sujito menambahkan penjelasannya.
haltebus.com mendapat kesempatan melihat dari dekat fitur ini bekerja. Didampingi Supervisor mekanik dari PT. Citrakarya Pranata, Uri Hartono, fitur ini diperagakan di pool PT. Mayasari Bakti. Ketika tombol semua pintu dibuka dipencet Uri, dalam hitungan detik perintah itu bekerja, semua pintu bekerja. Pada dashboard lampu peringatan pemutus arus untuk pedal gas pun menyala.
Begitu pun saat tombol panik ditekan, hal yang sama juga terlihat, hanya saja jika tombol panik bekerja, mesin bus mati sepenuhnya. “Pedal gas mau diinjak seperti apa tidak akan bisa bekerja. Sistem kontrol pedal gas diputus sehingga mesin tidak berakselerasi meski tombol transmisi ada diposisi D (maju) atau R (mundur),” katanya sambil menginjak pedal.
Sujito menambahkan, PT. Citrakarya Pranata adalah dealer Mercedes-Benz yang sehari-hari merawat bus Transjakarta. Dia menyatakan, pihaknya memastikan jika bus siap operasional dan perawatan berkala dijalankan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan PT. Transjakarta.
Dalam kesempatan itu, tim Citrakarya Pranata juga menunjukkan sistem yang lebih maju lagi pada bus PT. Mayasari Bakti yang dibuat tahun 2021. Hanya ada satu tombol panik saja, tidak ada tombol semua pintu terbuka. Saat tombol ditekan pun ada suara sirine, lampu kabin juga menyala sehingga proses evakuasi dimungkinkan saat malam hari.
Dalam catatan haltebus.com, bus Mercedes-Benz yang beroperasi di Transjakarta lebih dari 400 unit. Selain PT. Transjakarta, operator bus yang terbanyak mengoperasikan bus Mercedes-Benz adalah PT. Mayasari Bakti, hingga tahun 2021 mereka mengoperasikan 183 armada bus. Mulai tahun 2018 beroperasi ada 52 unit dan tahun 2019 sebanyak 21 unit. Tahun 2021 bertambah lagi 110 unit bus. Mayoritas bus di PT. Mayasari Bakti adalah Mercedes-Benz OH-1626. (naskah : mai/foto : mai)