Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) PT. Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menyosialisasikan program mereka ke sejumlah pemangku kepentingan. Setelah peresmian Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta, Jawa Barat, Januari lalu, Hino Indonesia aktif mengajak sejumlah kalangan untuk memperhatikan keselamatan di jalan raya.

 

Salah satu pemangku yang diundang adalah penumpang bus yang berkumpul dalam komunitas penggemar bus Bismania Community. Rabu (14/12/22), Bismania Community mendapat kesempatan melihat dari dekat fasilitas HTSCC dan berdiksusi dengan Hino Indonesia.

 

“Di HTSCC ada sertifikasi pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi, pengemudi angkutan barang, pengemudi angutan barang berbahaya dan pengemudi angkutan massal bus dan bus gandeng,” ujar Chief Operating Officer PT. HMSI Santiko Wardoyo.

 

Salah satu pengenalan berkendara di HTSCC adalah blind spot kendaraan komersial

Penjelasan instruksur HTSCC kepada Bismania Community

Menurut Santiko, jumlah kendaraan Hino yang beredar mencapai 320 ribu unit. Jumlah yang besar itu mendatangkan konsekuensi saat beroperasi di jalan raya. Salah satu yang menjadi perhatian Hino Indonesia adalah masalah keselamatan. Karena itu, kata dia, Hino Indonesia menambah pusat pelatihan mekanik yang berdiri sejak 2014 dengan HTSCC yang fokus pada pelatihan pengemudi. “Daripada ada kecelakaan Hino dipanggil lagi, dipanggil lagi, lebih baik kami sekalian mendirikan pusat pelatihan pengemudi dalam upaya ikut berperan mewujudkan keselamatan di jalan raya,” katanya.

 

Santiko mengungkapkan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi pengemudi di HTSCC ini menjaga salah satu program yang bisa memberikan pemahaman dini bagi pemilik kendaraan komersial. Pengemudi menjadi ujung tombak usaha dan juga keselamatan saat kendaraan dioperasikan di jalan raya. Pemahaman pengemudi terhadap kendaraan juga bisa mendeteksi kerusakan lebih dini sehingga perawatan kendaraan lebih terjaga.

 

Sales Training Dept. Head yang juga penanggungjawab HTSCC, Pieter Andre mengungkapkan, berapapun lamanya pengemudi bus dan truk mengemudikan kendaraannya, tak menjamin mereka memahami tugasnya dengan baik. Menurut dia, mayoritas peserta pelatihan di HTSCC baru mengetahui prosedur dan tata cara berkendara untuk kendaraan komersial saat mengikuti pelatihan.

 

Mini sirkuit di HTSCC untuk pengenalan dimensi kendaraan saat berada di jalan raya.

Peserta pelatihan HTSCC menjalani praktek inspeksi harian kendaraan

Peserta pelatihan HTSCC diberi materi teori di ruang kelas

“Banyak peserta saat kami tes di awal gagal. Contohnya bagaimana mereka melakukan manuver di area praktek, apa yang mereka jalani sebelum pelatihan ternyata tidak benar,” katanya.

 

Di HTSCC ada beberapa materi yang diberikan. Materi tentang inspeksi harian sebelum pengemudi bertugas, berkendara ekonomis, berkendara yang aman, pemahaman petaruran lalu-lintas, pengenalan kendaraan dan teknologinya, deteksi dini kerusakan kendaraan hingga praktek mengemudi langsung. Ada empat fasilitas yang tersedia di HTSCC : ruang kelas, simulator, workshop inspeksi kendaraan dan area praktek mengemudi seperti mini sirkuit.

 

Ketua Umum Bismania Community, Wayan Sindunaru mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberika Hino Indonesia. Menurut dia, kesempatan langka itu menambah wawasan mereka sebagai penggemar bus yang kerap bepergian menggunakan bus. Dia menyatakan, Bismania Community memiliki misi untuk bersama-sama pemangku kepentingan bisa mengajak masyarakat Indonesia naik bus lagi dengan cara mengampanyekan keselamatan.

 

Anggota Bismania Community juga diperkenalkan salah satu produk Hino Indonesia.

Area inspeksi kendaraan di HTSCC

Di titik ini kendaraan lain tak terlihat pengemudi truk

“Dulu terus terang saya senang bus yang ngebut, suka ngompori pengemudinya. Tapi semua berubah setelah kami diundang PO. Sumber Kencono. Perusahaan sebesar itu yang sudah menerapkan SOP yang luar biasa, tetap saja masih terjadi kecelakaan. Sekarang saya memilih pengemudi yang paham defensive driving, yang penting membuat penumpang selamat dan nyaman di perjalanan. Gak selamanya defensive driving lambat, bisa cepat juga tapi tidak ugal-ugalan,” katanya. (naskah : mai/ foto : mai/dok. HMSI)

Banner Content