Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) Wireless Fidelity atau yang lebih dikenal WiFi kerap kita temui di tempat-tempat santai, seperti di rumah makan, kedai kopi, atau perkantoran. Hampir tiga tahun terakhir, teknologi internet jaringan lokal nirkabel ini juga mulai marak digunakan pada angkutan umum bus. Tak hanya bus-bus khusus, bus pariwisata dan bus reguler menanamkan perangkat WiFi sebagai salah satu bentuk pelayanan untuk penumpangnya.

Bus berteknologi internet mulai dikenal saat PO. Nusantara meluncurkan Omah Mlaku, bus caravan yang dilengkapi dengan koneksi internet di tahun 2006. Saat itu, menurut Manager Operasional PO. Nusantara, Andy Darmawan A, Omah Mlaku hadir untuk memenuhi kebutuhan perjalanan bisnis para eksekutif perusahaan.

Bus yang berjulukan Cyber Bus itu memang ditujukan menemani perjalanan rapat-rapat eksekutif perusahaan. Seperti namanya, Omah Mlaku yang artinya rumah berjalan. Selain nyaman, fasilitasnya mendekati apapun yang bisa ditemukan di rumah. Termasuk koneksi internet. ”Awalnya keinginan kami bagaimana bisa melayani komunikasi khususnya komunikasi data di dalam bus untuk keperluan pekerjaan,” kata dia kepada haltebus.com.

Cyber Bus tidaklah dibangun sendiri oleh PO. Nusantara, melainkan hasil kerjasama dengan salah satu operator telepon seluler di Indonesia, yakni PT. Indosat. Bus disediakan oleh PO. Nusantara, sementara koneksi jaringan internet disiapkan oleh operator telepon seluler itu. Kerjasama ini berkembang tak hanya di bus Omah Mlaku. Bus-bus reguler yang melayani jurusan Jakarta – Kudus juga dilengkapi fasilitas ini. Boleh dibilang, saat itu koneksi internet baru ada di bus-bus PO. Nusantara untuk bus regluer. ”Sambutan penumpang cukup baik. Mereka senang ada koneksi internet,” kata Andy.

Meski fasilitas koneksi internet diminati, namun pengguna internet bergerak di tahun-tahun itu masih minim. Manfaat koneksi internet, kata Andy, baru dirasakan saat tren smartphone mulai berkembang di tahun 2010. Sayangnya, kebijakan PO. Nusantara berubah. ”Untuk sementara ini kami tidak lagi menyediakan fasilitas koneksi internet,” kata dia tanpa merinci alasannya.

Sementara itu, I Ketut Nik Suryana, pemilik PO. Surya Bali mengaku memasang fasilitas WiFi untuk menambah pelayanannya pada penumpang. Beroperasi di awal tahun 2011, bus miliknya yang melayani jurusan Semarang – Denpasar dan Jepara – Denpasar ini termasuk pelopor bus-bus asal Bali yang menggunakan WiFi . “Satu-dua penumpang sangat senang dengan pelayanan ini. Meski tak banyak, saya senang pelanggan kami puas,” ujarnya.

Nik Suryana optimistis, pelayanan ini bisa mencapai targetnya : demi kepuasan pelanggan. Koneksi internet disediakan mempermudah pelanggannya selama dalam perjalanan. Menurut dia, biasanya pelanggan yang tengah dalam perjalanan bisnis selalu memanfaatkan fasilitas WiFi .

Pernyataan Nik Suryana diamini oleh Eliati Salim. Pengusaha rumah makan di kawasan Bekasi ini senang bisa bepergian dengan bus berfasilitas WiFi . “Saya senang jalan-jalan. Dengan fasilitas internet di bus, saya bisa nyambi kontrol rumah makan,” katanya.

Uniknya, frekuensi perjalanan Eliati lebih banyak dilakukan untuk berwisata bukan untuk berbisnis. Setidaknya tiga bulan sekali dia menyewa bus untuk bepergian, baik bersama keluarga maupun teman-teman. Dia mengaku sebelumnya berganti-ganti operator bus, untuk menemani perjalanannya. Sejak menggunakan bus pariwisata berkoneksi internet, dia enggan beralih ke operator bus lain. “Saya sering juga bawa laptop, senang juga bisa upload foto perjalanan,” ujar dia

Untuk memasang peralatan WiFi di bus cukup mudah dan harganya relatif terjangkau. Iswahyudi Suseno, seorang instalator WiFi pada bus menyebut angka di kisaran Rp. 1 juta-an, tergantung jenis peralatan yang dipasang. Ada banyak jenis dan merk modem bergerak yang bisa memancarkan sinyal koneksi internet jaringan lokal nirkabel. Modem tersedia pula dengan harga yang bervariasi. ”Pemasangan sangat mudah, syaratnya ada supply listrik untuk modem dengan daya 5 Volt 2 ampere,” katanya.

Yudi, panggilan akrab Iswahyudi, mengatakan mayoritas klien-nya adalah operator-operator bus pariwisata. Dia mengaku, memulai memasang peralatan ini berawal membantu seorang rekannya. Kebetulan, sehari-hari dia berkutat dengan jaringan lokal internet di perkantoran.

Menurut Yudi, dua tahun terakhir permintaan meningkat. Sayangnya, ketersediaan modem yang cocok untuk bus tidaklah banyak di pasaran. Ketebatasan ini membuat pemasangan internet jaringan lokal  nirkabel ini sangat tergantung ketersediaan peralatan.

Prinsip kerja WiFi  pada bus, menurut Yudi tak ada bedanya dengan WiFi di rumah, rumah makan maupun perkantoran. Hanya saja, modem yang digunakan harus cocok dengan pergerakan bus. Ada radius jangkauan sinyal yang dipancarkan modem. Biasanya, kata dia, bisa menjangkau 200 meter. Karena itu, diperlukan kata sandi sebelum memasuki internet jaringan lokal yang dipancarkan modem. Tujuannya untuk pengendalian, memastikan agar pengguna jaringan lokal ini adalah penumpang bus yang bersangkutan, bukan orang lain di luar bus. Kelebihan beban penggunaan, kata dia, bisa menghambat laju akses internet.

Untuk mengaktifkan modem, cukup berlangganan koneksi internet dari operator telepon seluler. “Cukup dengan 100 ribu rupiah atau paket-paket lain koneksi internet sesuai kebutuhan,” begitu ayah dua putra ini menjelaskan.

Berdasarkan studi Yahoo! Net Index, pengguna internet di Indonesia tercatat mencapai 39 juta orang, atau di posisi kedua setelah pemirsa TV. Angka pengguna internet ini terbesar di Asia Tenggara dan nomor empat di Asia. (mai/foto-foto : mai/dok. PO. Nusantara/Iswahyudi Suseno)

Banner Content