Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) Sebuah bus terparkir di sisi Timur sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Tanah Abang. Dilihat sekilas, bus yang terparkir itu jelas bukan bus biasa. Seluruh kacanya tertutup, persis mobil barang yang dikenal dengan blind van. Sekujur badan bus, ditempeli stiker. “Ini adalah bus yang sengaja kami sediakan untuk melayani perbaikan jika pelanggan kami mengalami kerusakan pada alat-alat elektroniknya,” ujar Service Manager LG Electronics Indonesia saat ditemui di haltebus.com Sabtu (15/9/12).

Bus Daewoo tipe BX-212 ini sengaja didatangkan dalam bentuk built up dari Korea Selatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sejatinya bus digunakan sebagai layanan perbaikan kerusakan produk-produk LG Electronics yang dimiliki pelanggan. Namun, Rully menyebut bus ini bisa menjadi bus yang serba guna.

Setiap akhir pekan, bus bertugas melayani pelanggan. Mulai pusat-pusat perbelanjaan di seputar Jakarta, hingga daerah-daerah di luar Jakarta. Awal bulan ini, kata dia, bus melayani pelanggan mereka di Ciamis, Jawa Barat. Di hari Senin hingga Jumat ada tugas lain yang dilakoni bus itu. Biasanya, bus berjalan dengan rute-rute yang ditentukan sebagai sarana promosi. “Kalau bus berjalan, kami fungsikan sebagai billboard (papan iklan). Setiap beberapa bulan, gambar-gambar yang tertempel di bus kami ganti sesuai tema produk yang dipromosikan,” ujar Rully.

Fungsi lain bus lansiran tahun 2011 yang tak kalah pentingnya adalah sebagai ‘senjata’ utama Corporate Social Responsibility (CSR) LG Electronics Indonesia. Meski berwujud pusat perbaikan berjalan, sewaktu-waktu dibutuhkan, siap memberi bantuan kemanusiaan ke lokasi-lokasi bencana. “Saat gempa Yogya, kami menggunakan bus service kami untuk mengangkut bantuan, juga untuk mendukung mobilitas bantuan di lokasi bencana,” kata Rully lagi.

Lalu bagaimana isi bus ini? Seperti namanya, bus dirancang untuk melayani perbaikan kerusakan alat elektronik buatan pabrikan asal Korea Selatan itu. Bus dibagi dalam dua ruang. Ruang pertama difungsikan sebagai ruang tunggu pelanggan. Terdapat sebuah perangkat home theater tiga dimensi (3D). Sebuah sofa diletakkan di seberang perangkat untuk menghibur pelanggan itu. Tak lupa kacamata khusus 3D juga disiapkan. Masih ada pula fasilitas internet berbasis WiFi.

Ruang kedua terletak persis di belakang ruang pertama. Di ruangan ini, satu staf customer service dan dua mekanik siap melayani perbaikan. Ruang layanan ada di bagian tengah bus. Ada tiga meja memanjang untuk menerima pelanggan. Setiap pelanggan diminta mengisi buku tamu. “Setiap kali bus mendatangi pusat keramaian, rata-rata selama dua hari bisa dikunjungi hingga 40 orang pelanggan,” ujar Rully.

Adhy Pratama, Penanggungjawab Operasional bus mengaku, peminat terbanyak adalah di daerah pinggiran Jakarta, dan beberapa daerah di Jawa Barat. Menurut dia, banyak di antara pelanggan di daerah yang senang menikmati tayangan perangkat home theater 3D. “Semua perangkat LG Electronics kami layanan, mulai handphone hingga pendingin ruangan,” katanya.

Ada yang penasaran dengan Daewoo BX 212? Ada dua keterangan yang unik tentang mesin bus ini. Dalam brosur disebutkan mesin yang disandang adalah mesin Doosan-Infracore 11.000 cc yang menghasilkan tenaga 360HP. Dari tuas persneling diketahui Daewoo BX-212 memiliki lima percepatan maju dan satu percepatan mundur. Masih ada fitur unggulan lain yang menjamin kenyamanan, yakni suspensi udara. Ada juga fitur ABS dan ASR yang dilengkapi dengan Automatic Slack Adjuster (ASA) untuk keamanan perjalanan.

Di kabin pengemudi, berbagai tombol yang ada di kabin mudah dijangkau. Mulai tombol perangkat pendingin ruangan, lampu, hingga pengemudi juga dimanjakan dengan kursi bersuspensi udara pula. Untuk mempermudah parkir, ada perangkat kamera di belakang bus. “Bawa busnya nyaman, hanya kendalanya bus lebih rendah dari bus-bus lainnya di Indonesia, jadi harus hati-hati,” kata pengemudinya, Abdul Wahab.


 
Untuk kebutuhan listrik di dalam bus, sebuah genset berkapasitas 10 ribu watt ditempatkan di bagasi lapang ala chassis monocoque. Sebuah perangkat pengaman aliran listrik juga ditempatkan di bagasi. Panel surya untuk pembangkit listrik sebesar 2 ribu watt juga di tempatkan di atas atap. Berapa ya biayanya untuk semua itu? “Untuk mendatangkan bus ini hingga bisa beroperasi, biayanya kira-kira mendekati angka Rp. 2 miliar,” kata Adhy.

Jika dihitung-hitung, perangkat yang terpasang di sekujur bus cukup untuk menjadikannya sebagai bus rumah atau bus caravan. Dengan tiga fungsi yang dijalankan bus itu, Rully mengaku biaya yang dikeluarkan oleh LG Electronics cukup sebanding. “Sambil kami melayani dan mendekatkan diri pada pelanggan, ada hal lain yang bisa dilakukan dengan bus ini,” ujarnya diplomatis.

Pilihan LG Electronics Indonesia menggunakan bus sebagai salah satu ujung tombak melayani pelanggan ini, membuktikan bahwa bus memiliki banyak fungsi. Bus tak sekedar sebagai alat angkut semata, melainkan juga sarana berinteraksi antar manusia baik dalam aspek komersial maupun sosial. (naskah: mai/foto: mai)

Banner Content