Banner Top

(Bogor – haltebus.com) Beragam cara ditempuh para pengusaha bus untuk menekan biaya investasi dan operasional. Salah satunya cara yang ditempuh oleh PO. Pahala Kencana. Untuk pertama kalinya, Direktur Utama operator bus yang bermarkas di Jakarta ini, Bambang Tedjokusumo mengakui, bahwa mereka meremanufaktur atau membangun ulang chassis lama yang mereka miliki sesuai standar pabrikan menjadi baru kembali. “Kami melakukan remanufacturing chassis kami dan ini lebih murah jika dibandingkan dengan investasi bus baru,” kata dia di Pusat Perakitan Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang Jumat (11/10/13).

Ini adalah pengakuan pertama secara terbuka dari PO. Pahala Kencana dalam kerjasamanya dengan PT. Adedanmas, dealer Mercedes-Benz. Menurut Bambang, mereka berhasil membuat baru kembali sedikitnya 30 unit chassis OH-1521 sesuai standar pabrikan. Remanufaktur adalah membuat ulang chassis bus lawas dan mengembalikan kondisinya seperti baru sama seperti saat bus baru pertama kali keluar perakitannya. Seluruh bagian mekanis seperti mesin, sistem pengereman, struktur suspensi, juga elektrifikasi dikembalikan kemampuannya menjadi 100 persen seperti baru. Proyek untuk meremanufaktur chassis di PT. Adedanmas sudah berjalan tahun 2012. Saat itu haltebus.com hanya berhasil mengkonfirmasi remanufaktur yang dilakukan DAMRI untuk bus kota mereka tipe OF-1113.

Bambang menyatakan, upaya meremanufaktur ini adalah bagian dari effesiensi dan memasimalkan modal yang mereka miliki. Menurut dia, program remanufaktur berikutnya sudah menanti untuk chassis OH-1525 yang sudah berumur 10 tahun. “Remanufacturing kami lakukan secara bertahap, untuk tahap pertama 30 unit tidak ada kendala berarti dan performanya juga cukup baik,” ujarnya.

Presiden Direktur PT. Adedanmas Marwan Ari Joesoef menyambut kerjasama yang terjalin dengan PO. Pahala Kencana. Kerjasama tidak hanya sebatas pada pembelian dan perawatan chassis baru, tetapi sudah berkembang ke berbagai hal. Hari itu, misalnya, PO. Pahala Kencana menandatangani pembelian 100 unit chassis berserta service contract dalam satu paket. Sementara remanufaktur chassis lama menjadi rintisan kerjasama diantara mereka. “Kami sangat senang menjadi bagian untuk mendorong pengembangan bisnis PO. Pahala Kencana,” kata dia.

 

Sementara itu, Manager After Sales PT. Adedanmas, Rudi Mahmildi menjelaskan, pihaknya siap untuk melayani pelanggan dari berbagai sisi kebutuhan. Tak hanya chassis baru, tetapi juga chassis lama yang sudah banyak beredar di negeri ini. Dia mengakui, brand image yang kuat dari Mercedes-Benz di Indonesia mengharuskan mereka juga ikut melayani pelanggan setia. “Sayang jika kami melewatkan pelanggan setia yang masih memiliki chassis lama,” ujarnya.

Rudi tak menampik adanya anggapan negatif dalam meremanufaktur chassis bus lama sebagai hal yang kontraproduktif. Di satu sisi Mercedes-Benz secara aktif meluncurkan chassis tipe terbaru mereka dalam dua tahun terakhir, di sini lain masih harus merawat chassis lama. Namun, dia optimistis dengan cara seperti ini pelanggan bisa diperkenalkan peralihan teknologi yang diusung Mercedes-Benz untuk pasar di Indonesia.

Menurut Rudi, untuk meremanufaktur chassis bus lawas biaya yan dikeluarkan hanya 60 persen dari harga baru chassis yang sama. Misalnya PO. Pahala Kencana yang ingin meremanufaktur chassis OH-1525 seharga Rp. 660 juta, maka biayanya tak lebih dari Rp. 400 juta saja. “Kami yakin permintaan untuk remanufaktur cukup banyak. Saat ini kami hanya melayani pihak-pihak yang serius meremanufaktur chassis mereka,” kata dia lagi.

Di pasar jual-beli chassis bekas, chassis Mercedes-Benz masih cukup memiliki daya tarik tersendiri. Harganya pun relatif stabil. Untuk bus OH-1521 yang diproduksi tahun 2005, masih bertengger di kisaran harga Rp. 325 juta baik berupa chassis maupun lengkap dengan bodinya. Sementara chassis terlawas untuk mesin belakang OH-1113 ada di kisaran Rp. 100 juta-an. “Banyak peminatnya untuk yang keluaran tahun 2000-an. Umumnya mereka yang membeli chassis OH-1521 karena mereka belum familiar dengan teknologi elektrifikasi mesin dari Mercedes-Benz,” ujar W. Achmad salah seorang pedagang bus.

PT. Mercedes-Benz Indonesia (MBI) sendiri cukup serius menyikapi program remanufaktur yang dilakukan PT. Adedanmas dalam melayani pelanggannya. After Sales Director PT. MBI Heinrich Schromm mengakui kuatnya brand image bus Mercedes-Benz di Indonesia. Dia mengaku, pihaknya tengah merumuskan strategi yang cocok dalam melayani pelanggan mereka. “Sedikit lebih lambat, tetapi kami berusaha untuk melakukan perubahan dalam tiga-empat tahun terakhir ini,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh haltebus.com, sebuah tim tengah ditugaskan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan di Indonesia. Tim itu memulai kerjanya dengan mengunjungi beragam pemilik armada bus, untuk mengetahui keingingan dan kendala yang mereka hadapai dalam mengoperasikan bus-bus Mercedes-Benz. Sebuah sumber haltebus.com menyebutkan, Mercedes-Benz akan memulai perubahan strategi pemasarannya dari layanan purna jual ini.

Peluang meremanufaktur chassis yang dibuka PT. Adedanmas ini tentu menguntungkan pemilik armada bus. Remanufaktur chassis akan makin membuka alternatif yang dimiliki pengusaha bus untuk memilih apakah membeli baru, membeli bekas atau meremajakan armadanya. Tidak sedikit pengusaha bus yang memiliki chassis dalam jumlah besar harus memilih antara meremajakan armada busnya dengan bus-bus tipe terbaru, atau meremajakan chassis lama mereka. Ada yang berhasil dengan peremajaannya dengan tipe bus terbaru, ada pula yang terpaksa gulung tikar akibat salah perhitungan biaya yang harus dikeluarkan. Di Eropa langkah untuk meremajakan unit-unit bus juga dilakukan pemilik armada bus. Mereka menyebutnya refurbish atau mengembalikan tampilan menjadi seperti baru. (naskah : mai/foto : mai/dok.haltebus.com)

Banner Content