Banner Top

(Jakarta – haltebus.com) Parkir Timur Senayan dipenuhi ribuan pemudik dan ratusan bus Rabu (15/8/12) yang berangkat dalam acara mudik bersama berbagai instansi swasta. Di salah satu sudut yang berbatasan dengan lobi sebuah hotel terlihat 30 unit bus berkelir biru berjajar rapi. Di sekeliling jalan tempat bus-bus itu parkir, pita bergaris kuning-hitam diselingi pagar besi membatasi setiap orang yang akan memasuki bus. Hanya ada satu celah pagar yang dibuka di sisi Selatan di jalan itu untuk keluar masuk calon penumpang.

Aspek keamanan dan keselamatan menjadi perhatian utama panitia acara mudik bersama yang diadakan sebuah produk papan gypsum itu. Setiap pengemudi bus yang terparkir memakai rompi berwarna oranye dengan pita bergaris yang memantulkan cahaya saat terkena sinar lampu. Begitu juga petugas yang mengatur di masing-masing bus. “Keselamatan sudah tak lagi menjadi kewajiban, tetapi sudah menjadi budaya di perusahaan kami,” ujar Ie Lie Ming, Ketua Panitia Mudik Bersama PT. Petrojaya Boral.

Menurut Ming, pihaknya sengaja membagikan rompi keselamatan untuk para pengemudi. Dia mengatakan, rompi ini sangat membantu pengemudi bertugas saat malam hari, terutama ketika bus mengalami kerusakan di jalan. Rompi itu, kata dia menjadi penanda agar pengendara lain bisa melihat aktifitas kru bus yang mengalami kerusakan di malam hari.

Ming mengaku, pihaknya mengajukan beberapa persyaratan keselamatan pada PO Blue Star selaku perusahaan yang menyuplai bus yang digunakan untuk mengantar pemudik. Selain kelengkapan keselamatan di dalam bus harus komplit seperti tabung pemadam, pemecah kaca, sabuk pengaman di setiap tempat duduk penumpang, bus harus dalam kondisi baik. “Kami ingin memastikan setiap perjalanan pemudik bisa aman dan terjaga keselamatannya,” kata pria yang sehari-hari menjabat sebagai Regional Sales Manager – Jabodetabek & South Sumatera ini.

Bahkan, seorang staf keselamatan sehari-hari yang bertugas di pabrik mereka di Cilegon ikut dilibatkan. Aris Gunawan, staf keselamatan yang bertugas mengecek kelengkapan keselamatan bus mengaku pihaknya memeriksa satu per satu bus-bus itu saat memasuki areal parkir saat malam hari beberapa jam sebelum keberngkatan. Sesaat sebelum bus bergerak meninggalkan areal parkir, mereka juga memastikan agar sabuk pengaman yang ada di dalam bus bisa berfungsi dan digunakan oleh penumpang. Pemberian rompi, kata dia, hanya satu indikator termudah melihat aspek keselamatan di perjalanan. “Seringkali orang melihat rompi keselamatan sebagai hal yang remeh, tetapi coba kita lihat saat bus mengalami kerusakan di malam hari, pengendara lain pasti bisa melihatnya dari jarak jauh karena ada bahan reflektif,” katanya.

Ketentuan keselamatan tak hanya berdasarkan item-item perlengkapan semata. Kapasitas bus juga diperhatikan. Setiap bus yang diberangkatkan tak semuanya diisi sesuai kapasitas yakni 59 tempat duduk. Bus hanya diisi maksimal 53-54 penumpang. Selain memberi kelonggaran untuk penumpang yang membawa anak, hal ini juga ditujukan agar ada ruang yang cukup untuk kru bus beristirahat. Satu lagi, mengurangi beban maksimal bus saat berjalan mengantar pemudik ke kampung halamannya. Adapun tujuan bus-bus itu antara lain Yogyakarta, Solo dan Purwokerto dengan enam pilihan jalur yang dilalui.

Salah seorang pengemudi, Irawan, merasa senang ada yang memperhatikan masalah keselamatan mereka. Dia menyebut salah satu yang sangat dirasakan adalah masalah rompi keselamatan. Pria yang sebagian rambutnya memutih ini mengakui, tak sedikit kru bus yang menjadi korban ditabrak pengendara lain saat memperbaiki kerusakan pada bus di malam hari.

 

Manager Operasional PO Blue Star, Andreas D. Wijaya menyambut positif atas apa yang dilakukan oleh kliennya itu. Dia mengungkapkan, kerjasama dengan pihak PT. Petrojaya Boral sudah terjalin beberapa tahun terakhir. Walaupun tanpa diperhatikan penyewa, keselamatan dan keamanan di jalan selalu menjadi prioritasnya. Menurut Andreas, tak banyak penyewa bus yang memperhatikan keselamatan di perjalanan.

Andreas mengaku tak merasa direpotkan dengan berbagai pengecekan yang dipersyaratkan itu. Keteraturan dalam mengelola keberangkatan pemudik, menurut dia, sangat membantu mereka mempersiapkan keberangkatan. Persyaratan yang diajukan penyewa semacam ini, lanjut dia, menjadi pengingat PO Blue Star dalam mempersiapkan operasional armada bus. “Mereka memang mengecek peralatan pemadam kebakaran, mengecek form service tiap unit kami, juga deep thread (kedalaman alur) ban. Dan yang paling ditekankan adalah seat belt di setiap kursi penumpang,” ujarnya.

Kerjasama operator dan penyewa dalam hal keselamatan mungkin hanya satu-dua kasus yang bisa kita temui sehari-hari. Semoga kebiasaan-kebiasaan seperti ini bisa menjadi awal budaya keselamatan dan ditiru oleh operator maupun pengguna bus di Indonesia. (naskah : mai/foto: mai)

Banner Content