(Jakarta – haltebus.com) Perkembangan industri bus di Indonesia memasuki babak baru tren model bus. Salah satu debutan baru, Karoseri Nusantara Gemilang kembali memperkenalkan bus berlantai satu, tetapi lantainya lebih tinggi dari bus-bus pada umumnya. “Namanya Maxi Miracle Single-Deck,” ujar Pimpinan Karoseri Nusantara Gemilang, Christian Nathanael Budianto kepada haltebus.com, Senin (23/2/15).
Secara garis besar, baik konstruksi rangka dan bentuk bus tak berbeda dengan model Maxi Miracle sebelumnya, yang berlantai dua. Kini hadir dengan bentuk lebih pendek, tampilannya jauh berbeda dari bus-bus berlantai satu yang banyak beredar di jalan raya. Konsep bentuk yang berbeda ini menjadi aliran tersendiri Karoseri Nusantara Gemilang yang baru mengembangkan sayapnya dua tahun terakhir.
Christian, yang akrab disapa Chris mengungkapkan, mereka mengedepankan faktor keunggulan rangka. Struktur bus menggunakan sistem u hoop high tensile galvanised steel. Besi rangka yang digunakkan adalah besi yang digalvanis dengan proses high tensile dan penampang bodi menggunakan aluminium. Keunggulan yang terasa adalah berat bus menjadi lebih ringan.
“Tentunya masalah ringannya bus ini menguntungkan operator bus, karena berpengaruh pada biaya operasional,” katanya.



Siapapun yang melihat dua bus milik PO. Primadona itu pasti secara spontan akan menoleh ke arahnya. Dari sisi bentuk, bagian depan dengan kaca lengkung di bagian atas dan lantai kabin penumpang lebih tinggi, menjanjikan pemandangan luas untuk penumpangnya. Tidak terhalang pengemudi, pandangan keluar melalui kaca depan lebih tinggi dari pengemudi. Ada swiper yang menjamin kaca bagian depan ini tidak buram karena percikan air hujan.
Bentuk si Maxi Miracle yang lebih pendek dari pendahulunya yang dibuat dua tingkat ini terlihat lebih pendek. Padahal selisihnya hanya 50 mm alias 5 cm. Maxi Miracle Single-Deck tingginya 3.850 mm alias 3,85 meter, sedangkan versi Double-Deck 3.900 mm alias 3,9 meter.




Secara umum bentuknya antara model satu lantai dan dua lantai sama. Namun ada yang istimewa dibalik pintu bagasinya. Kelapangan bagasi belum pernah ditemukan di model karoseri lain. Tinggai bagasi memungkinkan sepeda motor bisa diparkir berdiri layaknya di lahan. Lima unit sepeda motor bisa masuk sekaligus. “Pertama kali yang saya minta memang bagasinya harus bisa masuk sepeda motor, karena hanya kami yang menerima pengiriman sepeda motor dalam bus,” kata pimpinan PO. Primadona, Opy Sanda.
Tinggi bagasi 110 cm memungkinkan beragam jenis sepeda motor bisa diangkut, mulai sepeda motor matic, sepeda motor dengan atau tanpa kopling serta sepeda motor sport kelas 250 cc. Selama ini, menurut Opy, setidaknya dalam satu pemberangkatan ada dua sepeda motor yang dimuat dalam bagasi busnya khusus bus Mercedes-Benz OH 1626 dan O 500 R-1836. Kini dengan dua unit Scania K310IB-4×2 Maxi Miracle Single-Deck kapasitas angkut sepeda motor bisa bertambah. Lima unit sepeda motor yang diangkut sekaligus masih tetap menyisakan ruang untuk bagasi penumpang.
Opy yang juga memiliki usaha pengiriman ekspedisi itu mengaku, menerapkan strategi derefensiasi. Dia membuat beragam terobosan yang tidak dilakukan operator bus lain yang melayani rute Makassar – Tanah Toraja. Kehadiran Maxi Miracle Single-Deck menambah keunikan-keunikan beragam tema yang diusung tampilan luar bus-busnya. Dua unit Maxi itu mengusung tema Komodo dan Tribute to Army (Penghomatan untuk Tentara).




Di dalam bus, enam kursi bercangkang ala kelas bisnis di pesawat berada di barisan terdepan. Ada lampu baca di sisi sandaran kursi, ada pengatur sandaran elektrik dan layar monitor untuk sarana hiburan yang menemani perjalanan. Penumpang bisa memilih hiburan melalui monitor LCD yang di depan, atau menikmati perjalanan. Meski terlihat mewah, bus tidak dilengkapi toilet. Menurut Opy, penumpang di Sulawesi Selatan tak menyukai toilet dalam bus karena kerap menyebarkan bau tak sedap.
Tingginya bus ternyata tak mengurangi kenyamanan. Setidaknya hal itu yang diungkapkan Opy saat mencoba busnya ke Surabaya untuk dikirim melalui kapal laut. “Tidak terasa limbung, cukup stabil, dan pengemudi terlihat lincah mengendalikannya,” ujarnya. Begitu pula komentar Aan Pratama, salah seorang pengemudi PO. Primadona, yang ditugasi mengawal bus, “Tidak ada bedanya dengan bus-bus lain.”



Opy mengaku sangat tertarik untuk terjun ke bisnis transportasi penumpang, karena masih ada peluang di sana. Sebagai putra Toraja, visi dia membangun daerah agar lebih maju lebih terasa. “Ke depan kami berharap bisa melengkapi tujuan-tujuan wisata di Toraja pada website kami. Sementara ini kami siapkan juga e-ticketing, sehingga wisatawan bisa mencari tiket sambil merencanakan wisata di Toraja,” katanya.(naskah : mai/ foto : dok. Karoseri Nusantara Gemilang)