(Medan – haltebus.com) PT. Antar Lintas Sumatera merayakan ulang tahunnya yang ke-50, Kamis (29/9/16). Operator bus yang ber kantor pusat di Medan menjadi perusahaan bus dengan trayek Antar Kota Antar Provinsi pertama yang mencapai tahun emasnya. “Alhamdulillah kami bisa mencapai usia 50 tahun berkat pondasi yang telah dirintis oleh pendahulu kami,” kata Direktur Utama PT. ALS, Chandra Lubis, dalam sambutannya saat perayaan di kantor pusat mereka Jalan Sisingamangaraja XII, Medan.
Perayaan HUT PT. ALS cukup meriah. Ribuan undangan datang memadati kursi yang disiapkan panitia. Beragam kegiatan juga diadakan. Ada santunan anak yatim, hiburan, pemberian penghargaan untuk pengemudi yang ikut merintis berdirinya PT. ALS di tahun 1966 serta tiket gratis ke seluruh jurusan (32 trayek) untuk pelanggan yang berangkat di tanggal 29 September 2016.
Menurut Chandra, PT. ALS bisa seperti ini, karena salah satu pondasinya adalah dalam AD/ART perusahaan telah disebutkan sebagian hasil usaha, sebesar 2,5 persen wajib disisihkan untuk fakir miskin dan anak yatim. Selain itu, pola hubungan pengemudi dan perusahaan yang diterapkan, juga ikut mendorong besarnya perusahaan pelopor bus Antar Pulau di Indonesia itu. Kejujuran, menurut Chandra, menjadi kunci utama mereka bertahan hingga setengah abad. “Hari ini 29 September 2016, kami menggratiskan seluruh tiket seluruh bus untuk pelanggan setia kami sebagai bentuk terima kasih kami pada mereka. Kami juga menitipkan pelanggan pada pengemudi kami agar bisa menjaga amanah mengantarkan mereka hingga tujuan dengan selamat,” kata Chandra.
Sementara itu, Komisaris PT. ALS, Syahrul Nasution mengaku bersyukur atas apa yang dicapai selama ini. Menurut dia, saat dirintis tahun 1966 berberapa langkah PT. ALS bisa dicatat sebagai sejarah transportasi. PT. ALS memulai usahanya dengan bus Chevrolet buatan tahun 1954 untuk rute Medan – Kota Nopan di Mandailing. Sementara tahun 1976, mereka juga yang pertama menggunakan bus Mercedes-Benz dan masih setia hingga kini. Tahun 1979 membuka rute layanan hingga Tanjung Karang dan saat pelabuhan Selat Sunda beroperasi di tahun 1982 mereka membuka jalur Medan – Jakarta dan terus berkembang hingga Jember dan Banyuwangi. “Tahun 2014 kami mendapat penghargaan Menteri Perhubungan, saat itu pak Mangindaan, sebagai perusahaan bus AKAP tertua dan melayani rute terpanjang,” kata Syahrul bangga.
Menurut Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumatera Utara, Haposan Siallagan, PT. ALS patut dicatat sebagai legenda. Karena itu dia berharap agar perusahaan ini bisa terus bertahan hingga ulang tahunnya yang ke-100 bahkan lebih. “Saya tahu persis bagaimana perjuangan mengatasi kendala, hambatan dan berbagai hal yang terjadi di PT. ALS bukanlah hal yang mudah. Bayangkan, saat melayani bus hingga Jawa di tahun 1980-an jalan pun belum aspal, masih tanah, bagaimana kru bus membawa alat sendiri agar bisa melewati jalan itu, sangat luar biasa,” ujarnya ikut bangga.
Haposan mengungkapkan, PT. ALS juga patut dicatat dalam sejarah sebagai pelopor bus AKAP jarak jauh. Rentang waktu 50 tahun, kata dia, membuat PT. ALS menjadi PO memiliki pelanggan yang luas. Dia berpesan, agar perusahaan yang sudah menjadi kebanggaan warga Sumatera Utara itu juga tak berhenti berkreasi di tengah-tengah bisnis angkutan darat yang dinamis. “PT. ALS telah ikut membangun peradaban, menghubungkan kota-kota di Sumatera dan saya berharap terus berjaya,” kata dia lagi.
Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Angkutan Barang, M. Ramdan yang mewakili Dirjen Perhubungan Darat menilai, tidak banyak Perusahaan Otobus yang bisa bertahan saat terjadi alih generasi. Di tengah-tengah berkembangnya low cost carrier di Angkutan Udara, kata dia, adalah hal yang luar biasa bagi PT. ALS yang merayakan HUT ke-50 tahun. "Biasanya di generasi ke dua atau ketiga, PO-PO banyak berguguran. Semoga nilai-nilai yang diwariskan pada pendiri PT. ALS bisa bertahan dan terus dilaksanakan dengan baik," kata pria yang akrab disapa Dadan.
